Pengaplikasian
softwere SPSS
1.
Memasukkan Data pada SPSS
Untuk
menginput data, buka Program SPSS melalui Start → Programs → IBM SPSS
Statistics → IBM SPSS Statiscs. Pertama kali akan muncul tampilan sebagai
berikut:
Gambar
1.1 Tampilan layar Data View
Tampilan tersebut
adalah tampilan Data Editor dalam SPSS yang mempunyai fungsi utama untuk
mendefinisikan, menginput, mengedit dan menampilkan data. Sebelum menginput
data, definisikan terlebih dahulu data (variabel) yang akan diinput. Perhatikan
di sudut kiri bawah dari tampilan data editor di atas, terdapat menu Data View
dan menu Variable View. Untuk mendefinisikan data (variabel), klik Variable
View, maka akan muncul tampilan berikut:
Gambar 1.2 Tampilan
layar Variable View
Setiap baris
dalam tampilan diatas digunakan untuk mendefinisikan satu variabel (data) yang
akan diinput. Ada beberapa informasi yang perlu dimasukkan, yaitu:
1.
Name. Isikan nama variabel. Persyaratan
dalam pemberian nama variabel adalah:
a.
Nama variabel tidak boleh duplikasi dengan nama
variabel lainnya.
b.
Nama variabel paling panjang hanya 64
karakter dan harus diawali oleh huruf atau @, #, $. Karakter berikutnya boleh
kombinasi huruf, @, #, $ atau angka. Nama variabel yang diawali dengan tanda $
menunjukkan bahwa variabel tersebut adalah suatu variabel sistem.
c. Variabel tidak boleh mengandung
spasi dan kata-kata kunci perintah SPSS yaitu ALL, AND, BY, EQ, GE, GT, LE, LT,
NE, NOT, OR, TO, dan WITH.
2. Type. Definisikan tipe
variabel. Ketika anda mengklik sel di bawah type, akan muncul titik tiga (…).
Klik titik tiga tersebut, maka akan muncul tampilan berikut:
Gambar 1.3 Tampilan
kotak dialog Variable Type
Dari tampilan
diatas, terdapat beberapa pilihan tipe variabel sebagai berikut:
a. Numeric.
Variabel yang berbentuk angka
b. Comma.
Variabel numerik dengan tampilan koma untuk setiap 3 angka (memisahkan ribuan),
dan titik untuk memisahkan desimal. Misalnya, jika data yang diinput adalah
2567932, maka akan ditampilkan dalam SPSS sebagai 2,567,932.00
c. Dot.
Variabel numerik dengan tampilan titik untuk setiap 3 angka (memisahkan
ribuan), dan koma untuk memisahkan desimal. Misalnya, jika data yang diinput
adalah 2567932, maka akan ditampilkan dalam SPSS sebagai 2.567.932,00
d. Scientific
notation. Variabel numerik dengan tampilan scientific. Misalnya, jika data yang
diinput adalah 2567932, maka akan ditampilkan dalam SPSS sebagai 2.57E+006
e. Date.
Variabel numerik dengan nilai yang ditampilkan dalam format tanggal atau waktu.
Jika anda pilih tipe data ini, akan muncul tampilan pilihan format tanggal atau
waktu.
f. Dollar.
Variabel numerik dengan tampilan tanda $.
g. Custom
currency. Variabel numerik yang ditampilkan dalam format uang yang anda
inginkan (custom currency) misalnya dalam bentuk Rp. Penggunaan pilihan format
ini harus didefinisikan terlebih dahulu dalam menu Options pada Currency tab.
h. String. Variabel yang tidak
berbentuk numerik (angka) dan karenanya tidak digunakan dalam perhitungan.
Jenis ini juga dikenal sebagai variabel alphanumeric
Setelah memilih
jenis variabel, lanjutkan dengan mengisi Width, yaitu jumlah karakter
(angka/huruf) maksimum dari data yang akan diinput. Setelah itu, tentukan
jumlah decimal yang ingin ditampilkan. Selanjutnya klik OK.
3. Label. Label
adalah keterangan mengenai variable dan dapat dibuat sampai 256 karakter.
Selain itu, label dapat menggunakan spasi maupun karakter-karakter yang tadinya
tidak dapat digunakan pada nama variabel.
4. Values. Values ini secara
khusus berguna jika data yang kita gunakan merupakan kode numerik (dalam bentuk
angka) yang mewakili kategori non-numerik, misalnya kode 1 untuk laki-laki dan
kode 2 untuk perempuan. Untuk menginput values dari masing-masing variabel,
klik sel di bawah Values, akan muncul titik tiga (…). Klik titik tiga tersebut,
maka akan muncul tampilan berikut:
Gambar 1.4 Tampilan
kotak dialog Value Labels
Isikan kode pada
kotak Values dan labelnya pada kotak Label. Misalnya, kode 1 untuk Laki-laki.
Setelah itu, klik Add. Lanjutkan untuk kode-kode berikutnya, setelah itu klik
OK.
5. Missing. Menentukan nilai
“missing” ini berguna jika dalam pertanyaan survai, ada responden yang tidak
memberikan/menolak memberikan jawaban, sehingga tidak tersedia data untuk
diinput. Misalnya, jika ada responden yang menolak memberikan jawaban mengenai
pendapatannya. Jika kita menginput jawaban responden tersebut dengan angka 0,
maka dalam pengolahannya, SPSS akan memasukkan dalam perhitungan (sehingga akan
berpengaruh terhadap rata-rata keseluruhan maupun terhadap distribusi
frekuensi). Tetapi jika kita mendefinisikan suatu angka untuk menyatakan nilai
missing tersebut, maka SPSS akan mengeluarkan dari perhitungan. Untuk
mendefinisikan nilai “missing” dari masing-masing variabel, klik sel di bawah
“Missing”, akan muncul titik tiga (…). Klik titik tiga tersebut, maka akan
muncul tampilan berikut:
Gambar 1.5 Tampilan
kotak dialog Missing Value
Kita bisa
mendefinisikan tiga deretan angka yang berbeda untuk nilai missing
masing-masing variabel. Kita juga memberikan range nilai untuk mendefinisikan
nilai missing tersebut. Dalam contoh tampilan diatas, misalnya didefinisikan
hanya satu deretan angka untuk nilai missing yaitu 99999. Dengan demikian, jika
terdapat data yang kosong (atau tidak terisi) dari variabel, maka inputkan
angka 99999. Setelah mendefinisikan nilai missing, klik OK.
6. Coloumn.
Menentukan lebar kolom dari worksheet SPSS untuk input data. Lebar kolom
ini ditentukan minimal sama dengan “Width” variabel yang telah ditentukan
sebelumnya.
7. Align. Perataan
dari tampilan input data. Jika diklik sel dibawah align, akan muncul tiga
pilihan yaitu left (rata kiri), right (rata kanan) dan center (rata tengah).
8. Measure. Skala pengukuran
dari masing-masing variabel. Ada tiga pilihan yaitu Scale, Ordinal dan Nominal.
Scale kita pilih jika skala pengukuran kita adalah skala interval atau ratio.
Setelah
selesai dengan tahap terakhir pendefinisian variabel ini, klik kembali menu
Data View (yang ada disudut kiri bawah). Dengan cara ini, kita akan masuk ke
worksheet SPSS dan siap untuk menginput data.
Sebagai latihan, input data hasil penelitian terdapat 18
responden penelitian sebagai berikut:
No
|
Responden
|
Jenis Kelamin
|
Umur
|
Pendidikan
|
Pendapatan
|
Konsumsi
|
1
|
Susan
|
Perempuan
|
25
|
SLTP
|
5000
|
3750
|
2
|
Susanto
|
Laki-laki
|
20
|
SLTP
|
2500
|
1875
|
3
|
Marni
|
Perempuan
|
23
|
SLTA
|
-
|
-
|
4
|
Semar
|
Laki-laki
|
30
|
S1
|
2000
|
1500
|
5
|
Tini
|
Perempuan
|
35
|
D3
|
1500
|
1400
|
6
|
Tono
|
Laki-laki
|
40
|
SLTA
|
1300
|
1200
|
7
|
Fadli
|
Laki-laki
|
43
|
SLTP
|
2000
|
1500
|
8
|
Fadliani
|
Perempuan
|
42
|
S1
|
2200
|
1650
|
9
|
Purwanti
|
Perempuan
|
30
|
S1
|
1700
|
1275
|
10
|
Purwana
|
Laki-laki
|
25
|
D3
|
1100
|
1000
|
11
|
Purwani
|
Perempuan
|
40
|
SLTA
|
3000
|
2250
|
12
|
Purwano
|
Laki-laki
|
25
|
D3
|
3200
|
2400
|
13
|
Mutia
|
Perempuan
|
38
|
SLTA
|
1800
|
1350
|
14
|
Tiara
|
Perempuan
|
45
|
SLTA
|
-
|
-
|
15
|
Joni
|
Laki-laki
|
55
|
SLTP
|
1400
|
1300
|
16
|
Jono
|
Laki-laki
|
50
|
SLTA
|
1600
|
1400
|
17
|
Kris Dayanti
|
Perempuan
|
35
|
D3
|
1900
|
1300
|
18
|
Kris Jhon
|
Laki-laki
|
57
|
D3
|
1700
|
1300
|
Pada contoh data
latihan di atas, kita punya enam variabel (data) yang akan diinput yaitu nama
responden, jenis kelamin, umur, pendidikan, penghasilan dan konsumsi. Mari kita
definisikan masing-masing variabel sebagai berikut:
Variabel pertama:
Nama Variabel : Responden
Type : String (karena variabel ini
tidak berbentuk numerik)
Width : 18 (untuk data kita ini,
jumlah karakter terbanyak 18)
Decimal : 0 (untuk data type
string, desimal akan otomatis 0)
Label : Nama Responden
Values : None (untuk data type
string, values akan otomatis none)
Missing : None (untuk data type
string, missing akan otomatis none)
Column : 18 (ukuran kolom ini
sesuaikan dengan jumlah karakter dari nama variabel atau maksimum karakter dari
data pada variabel tersebut, mana yang paling banyak)
Align : Left (untuk data string
sebaiknya dibuat rata kiri)
Measure : Nominal (untuk data
string, pilih saja measure nominal)
Variabel kedua:
Nama Variabel : Sex
Type : Numeric
Width : 2 (sebenarnya input data
yang akan kita masukkan nanti hanya berupa kode 1 dan 2, atau hanya terdiri
dari 1 karakter, tetapi width nya sebaiknya kita lebihkan 1 karakter)
Decimal : 0 (karena tidak
memerlukan angka dibelakang koma)
Label : Jenis Kelamin Responden
Values : 1 = laki-laki, 2 =
perempuan
Missing : None (karena informasi
mengenai jenis kelamin tersedia pada semua responden)
Column : 4
Align : Rigth (untuk data numerik
sebaiknya dibuat rata kanan)
Measure : Nominal (angka untuk
pengkodean jenis kelamin ini, adalah termasuk data skala nominal)
Variabel ketiga:
Nama Variabel : Umur
Type : Numeric
Width : 3
Decimal : 0 (karena tidak
memerlukan angka dibelakang koma)
Label : Umur Responden
Values : None (tidak ada pengkodean
numerik untuk variabel ini)
Missing : None (karena informasi
mengenai umur tersedia pada semua responden)
Column : 5
Align : Rigth (untuk data numerik
sebaiknya dibuat rata kanan)
Measure : Scale (karena umur
merupakan data berskala ratio)
Variabel keempat:
Nama Variabel : Pendidikan
Type : Numeric
Width : 2 (karena pendidikan akan
diinput dengan kode 1 – 5)
Decimal : 0 (karena tidak
memerlukan angka dibelakang koma)
Label : Pendidikan
Responden
Values : 1 = SD, 2= SLTP, 3= SLTA,
4= D3, 5= S1
Missing : None (karena informasi
mengenai pendidikan tersedia pada semua responden)
Column : 8
Align : Rigth (untuk data numerik
sebaiknya dibuat rata kanan)
Measure : Ordinal (karena
pendidikan merupakan data berskala ordinal)
Variabel kelima:
Nama Variabel : Pendapatan
Type : Numeric
Width : 4
Decimal : 0 (karena tidak
memerlukan angka dibelakang koma)
Label : Pendapatan Responden (dalam
ribuan Rp)
Values : None (tidak ada pengkodean
numerik untuk variabel ini)
Missing : terdapat responden yang
tidak memiliki informasi mengenai pendapatan. Untuk itu, sebagai latihan kita
berikan kode 9999 untuk responden yang tidak kita dapatkan informasi
pendapatannya tersebut
Column : 9
Align : Rigth (untuk data numerik
sebaiknya dibuat rata kanan)
Measure : Scale (karena pendapatan
merupakan data berskala ratio)
Variabel keenam:
Semua isian data
sama dengan variable ke lima kecuali nama variable.
Hasil dari tahapan-tahapan yang
kita lakukan akan memberikan tampilan kira-kira sebagai berikut:
Gambar
1.6 Tampilan Variable View yang telah didefenisikan
Setelah
itu, klik menu Data View yang ada disudut kiri bawah, dan data siap diinput
kemudian simpan data tersebut dengan nama Latihan distribusi frekuensi.
Berdasarkan data latihan sebelumnya, tampilan input data adalah sebagai
berikut:
Gambar 1.7 Tampilan
Data View yang telah didefenisikan
Latihan
1. Diberikan data mengenai jenis
kelamin (sex), daerah, tingkat pendidikan dan pendapatan dari 60 orang
responden penelitian. Simpan data dengan nama Latihan tabel dan grafik.
Jenis kelamin dikode sebagai
berikut:
1 = laki-laki
2 = perempuan
Daerah dikode sebagai berikut:
1 = Kota
2 = Desa
Tingkat pendidikan dikategorikan
sebagai:
1 = responden yang berpendidikan
SLTP kebawah
2 = responden yang berpendidikan
SLTA
3 = responden yang
berpendidikan D3 ke atas.
Pendapatan kelompokkan atas tiga
yaitu:
1 = pendapatan rendah (kurang dari
Rp. 1.000.000)
2 = pendapatan menengah ( Rp.
1.000.000 – 3.000.000)
3 = pendapatan tinggi ( diatas Rp
3.000.000)
2. Diberikan data mengenai
investasi dan tabungan domestik Indonesia (dalam trilyun Rp) selama periode
tahun 1996 – 2013. Simpan data dengan nama Latihan grafik garis.
Tahun
|
Investasi
|
Tabungan
|
1996
|
58,9
|
53,7
|
1997
|
68,0
|
61,1
|
1998
|
75,4
|
69,7
|
1999
|
93,4
|
86,8
|
2000
|
115,8
|
108,3
|
2001
|
142,3
|
130,8
|
2002
|
157,8
|
138,8
|
2003
|
178,3
|
163,8
|
2004
|
242,8
|
283,8
|
2005
|
205,6
|
283,7
|
2006
|
220,1
|
249,2
|
2007
|
375,1
|
450,2
|
2008
|
380,7
|
441,0
|
2009
|
405,3
|
465,6
|
2010
|
515,3
|
518,8
|
2011
|
657,6
|
738,7
|
2012
|
805,4
|
895,0
|
2013
|
983,9
|
1084,3
|
2.
Distribusi
Frekuensi
Untuk
menampilkan distribusi frekuensi pada SPSS adalah dengan cara klik menu Analyze
→ Descriptive Statistics → Frequencies. Akan muncul tampilan
berikut:
Gambar
2.1 Tampilan Frequencies.
Masukkan
(pindahkan) variabel jenis kelamin dari kotak sebelah kiri ke kotak sebelah
kanan dengan cara klik variabel jenis kelamin di kotak kiri, kemudian klik
panah yang menuju ke sebelah kanan. Lakukan hal yang sama untuk variabel
pendidikan. Kemudian klik OK. Output dari distribusi frekuensi diberikan
sebagai berikut:
Tabel pertama
memberikan keterangan mengenai variabel yang diolah, yaitu jumlah observasinya
dan jumlah observasi missing. Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah
observasi sebanyak 18 dan tidak ada observasi missing.
Tabel kedua dan ketiga
masing-masingnya memberikan distribusi frekuensi untuk jenis kelamin responden
dan pendidikan responden. Tabel distribusi frekuensi menampilkan lima kolom
sebagai berikut:
Kolom
pertama: kategori yang difrekuensikan (sebagai contoh pada jenis kelamin adalah
pria dan wanita)
Kolom kedua:
frekuensi masing-masing kategori
Kolom
ketiga: persentase frekuensi masing-masing kategori (persentase dihitung dari
total observasi termasuk observasi missing)
Kolom
keempat : persentase frekuensi masing-masing kategori tetapi persentase
dihitung dengan mengeluarkan observasi missing. (Catatan: berhubung tidak ada
observasi missing, baik untuk jenis kelamin maupun pendidikan, maka kolom 3 dan
4 menjadi sama).
Kolom kelima: Cumulative Percent
yaitu persentase kumulatif yang dihitung dari valid percent. Sebagai contoh pada
tabel frekuensi pendidikan. Baris pertama adalah 22,2 persen. Pada baris kedua
adalah 55,6 persen yang dihitung dari 22,2 + 33,3 (catatan: perbedaan
perhitungan karena pembulatan).
B. Pengelompokkan Data
Selain menampilkan ukuran statistik
deskriptif dari kumpulan data, kita juga dapat menampilkan distribusi frekuensi
dari data tersebut. Jika data sudah dalam bentuk kategori (misalnya pendidikan
SD, SLTP,SLTA dst) atau data sudah dikategorikan dalam kelompok-kelompok
interval tertentu misalnya pendapatan rendah (< 1.000.000), menengah
(1.000.000 – 2.000.000), tinggi (>2.000.000), maka kita dapat secara
langsung membuat distribusi frekuensinya. Tetapi jika data belum terkelompok
dalam kategori-kategori tertentu, tabel distribusi frekuensinya akan sangat
panjang mengikuti keragaman dari nilai-nilai data tersebut. Misalnya jika
dibentuk tabel distribusi frekuensi dari data umur, maka akan terbentuk tabel
distribusi yang tidak ringkas, sehingga kita akan sulit menarik kesimpulan dari
data tersebut, seperti terlihat dibawah ini:
Gambar 2.3 Tampilan
output distribusi frekuensi variable umur
Agar
tabel distribusi frekuensi menjadi lebih ringkas sehingga mudah
diinterpretasikan, data umur sebaiknya dikelompokkan terlebih dahulu dengan
cara klik menu Transform. Ada dua pilihan dalam mengelompokkan data
yaitu Recode into Same Variables (kode pengelompokkan akan menindih data
asli) dan Recode into Different Variables (kode pengelompokan akan
dibuat pada variabel yang baru). Pilih Recode into Different Variables, maka
akan muncul tampilan berikut:
Gambar 2.4 Tampilan
kotak dialog Recode into Different Variables
Pindahkan
variable umur ke kotak Input Variables → Output Variables. Kemudian pada kotak
Output Variable, untuk Name tuliskan Kel.Umur dan untuk Label tuliskan Kelompok
Umur, kemudian klik Change → Old and New Values, akan muncul tampilan
berikut:
Gambar 2.5 Tampilan
Recode into Different Old and New Values
Misalnya
variable umur akan dikelompokkan menjadi ≤ 29, 30 – 39, 40 – 49, dan ≥ 50.
Untuk mengelompokkan umur ≤ 29, pada bagian Old Value, klik Range,
LOWEST through value, kemudian isikan pada kotak dibawahnya angka 29. Pada
bagian New Value, pada kotak Value isikan angka 1, lalu klik Add
(lihat tampilan diatas). Untuk mengelompokkan umur 30 – 39, pada bagian Old
Value, klik Range, kemudian isikan pada kotak dibawahnya angka 30
dan kotak dibawah through angka 39. Selanjutnya pada bagian New Value,
pada kotak Value isikan angka 2, kemudian klik Add (lihat
tampilan berikut ini)
Gambar 2.6 Tampilan
Recode into Different Old and New Values
Dengan
cara yang sama lakukan untuk kelompok umur 40 – 49 dan pada New Value beri kode
3. Selanjutnya untuk kelompok umur ≥ 50, pada bagian Old Value, klik Range,
value through HIGHEST, isikan pada kotak dibawahnya angka 50. Selanjutnya
pada bagian New Value, pada kotak Value isikan angka 4, lalu klik
Add. Setelah selesai memberikan kode untuk pengelompokan umur ini,
kemudian klik Continue dan OK. Hasilnya pada sheet Data View akan
ada tambahan variabel baru yaitu kelompok umur sebagai berikut:
Berikan
keterangan untuk masing-masing kode pengelompokan umur tersebut pada Value
Label dengan kode 1 (≤ 29), kode 2 (30-39), kode 3 (40 – 49), kode 4 (≥ 50).
Lalu bentuklah distribusi frekuensi untuk kelompok umur tersebut sehingga
output adalah sebagai berikut:
3.
Statistik Deskriptif
Selanjutnya
untuk mendapatkan ukuran-ukuran statistik deskriptif, klik Analyze → Descriptive
Statistics → Descriptives. Akan muncul tampilan berikut:
Gambar 3.1 Kotak dialog
Descriptives
Pindahkan
variabel umur dan pendapatan (yang tadinya ada dikotak sebelah kiri) ke kotak
sebelah kanan, dengan cara klik variabel yang bersangkutan, kemudian klik panah
yang menuju ke arah kanan. Selanjutnya, klik Options, akan muncul
tampilan berikut:
Gambar 3.2 Kotak dialog
pilihan Descriptives
Terdapat berbagai
pilihan ukuran numerik statistik deskriptif. Sebagai latihan, klik semua
pilihan tersebut. Selain itu, terdapat juga pilihan Display Order (urutan
tampilan output).
Variable
list, output akan ditampilkan dengan urutan sesuai dengan urutan variabel
yang diinput (dalam contoh ini, tampilan outputnya umur kemudian pendapatan).
Alphabetic,
output akan ditampilkan berdasarkan urutan abjad awal dari nama variabel (dalam
hal ini pendapatan kemudian umur).
Ascending
means, urutan tampilan output dimulai dari variabel dengan rata-rata
terkecil.
Descending means, urutan
tampilan output dimulai dari variabel dengan rata-rata terbesar.
4.
Transformasi Variabel
Salah
satu keunggulan SPSS sebagai salah satu software statistik adalah fasilitas
transformasi variabelnya yang dapat dilakukan secara mudah seperti program-program
spreadsheet lainnya (misalnya Excel). Sebagai latihan sederhana, gunakan file
Latihan distribusi frekuensi yang sudah diinput pada SPSS sebagai berikut
(isikan data ketiga dan keempat belas seperti yang terlihat pada tampilan
dibawah):
Gambar 4.1 Data
transformasi variabel
Berdasarkan
data tersebut, ingin dihitung tabungan masing-masing responden (yang berasal
dari pendapatan dikurangi konsumsi), yang akan digunakan untuk pengolahan data
lebih lanjut. Untuk melakukan itu, klik Transform → Compute Variable.
Akan muncul tampilan berikut:
Gambar 4.2 Tampilan
compute variable
Pada
kotak Target Variable, masukkan nama variabel untuk menampung data hasil
transformasi variabel tersebut. Misalnya dalam contoh diberi nama Tabungan.
Pada kotak Numeric Expression, isikan perintah transformasinya, yaitu Pendapatan
– Konsumsi lalu klik OK. Pada worksheet SPSS akan muncul variabel baru
dengan nama Tabungan sebagai berikut:
Pada prinsipnya,
dalam perintah transformasi ini ada dua cara yang dapat dilakukan:
a. Membuat rumus sendiri, seperti
contoh diatas.
b. Menggunakan fungsi yang sudah
disediakan SPSS dalam kotak Function Group.
SPSS
menyediakan berbagai fungsi baik fungsi aritmatik, statistik, fungsi waktu dan
lainnya. Salah satu contoh memanfaatkan fungsi ini, misalnya ingin menghitung
logaritma natural (Ln) variabel pendapatan. Fungsi tersebut disediakan oleh
SPSS dalam Fungsi Arithmethic. Klik Arithmethic, maka akan muncul di
kotak Function and Special Variables, fungsi-fungsi yang tersedia pada
kelompok arithmetic seperti tampilan dibawah ini.
Isikan
pada kotak Target Variable, nama variabel sebagai penampung transformasi
tersebut. Misalnya LnPendapatan. Kemudian klik Ln, dan klik tanda
panah yang mengarah ke atas pada gambar diatas. Maka pada kotak Numeric
Expression akan muncul tulisan LN(?). Selanjutnya klik variabel
Pendapatan (variabel asal yang akan ditransformasikan), dan klik panah yang
mengarah kekanan dari gambar diatas. Prosedur ini akan mengganti tanda tanya
diatas menjadi Pendapatan, sehingga tulisan pada kotak Numeric Expression
menjadi LN(Pendapatan). Setelah itu klik OK, maka akan akan
keluar output dari logaritma natural dari pendapatan yang berada pada variabel
baru yang bernama LnPendapatan seperti tampilan berikut:
5.
Tabel
Salah satu cara
untuk menggambarkan keterkaitan antar variabel secara sederhana adalah dengan
membentuk tabel silang (crosstabs) antar variabel tersebut. Tabel silang adalah
tabel distribusi frekuensi yang menghubungkan dua atau lebih variabel.
A. Tabel Silang Dua Variabel
Dalam
contoh pembuatan table silang dua variable akan digunakan variable tingkat
pendidikan dan pendapatan responden pada file Latihan Tabel dan grafik yang
ada pada latihan pertemuan 1. Untuk membuat table ini, klik Analyze →
Descriptive Statistics → Crosstabs. Akan muncul tampilan berikut:
Masukkan
variabel Pendapatan ke kotak Row(s) dan variabel Pendidikan ke
kotak Column(s). Selanjutnya klik Cells, akan muncul tampilan
berikut:
Klik
Observed, Row, Column, Total. Pilihan Observed bertujuan untuk
menampilkan frekuensi data sebenarnya, pilihan Row bertujuan untuk menampilkan
persentase baris, column untuk persentase kolom dan total untuk persentase
total dalam tabel silang. Tentunya, pilihan-pilihan persentase ini dalam
prakteknya tidak akan digunakan semuanya (karena akan memperumit pembacaan
tabel). Tapi untuk sekedar latihan, silakan klik saja semua pilihan persentase
tersebut. Selanjutnya, klik Continue → OK.
6.
Grafik
A. Batang Sederhana
Sebagai latihan
misalnya kita punya data tingkat pendidikan dan pendapatan dari 30 orang
responden penelitian. Tingkat pendidikan misalnya dikategorikan sebagai:
1 = responden yang berpendidikan
SLTP kebawah
2 = responden yang berpendidikan
SLTA
3 = responden yang berpendidikan D3
4 = responden yang berpendidikkan
S1.
Pendapatan juga kita kelompokkan
atas tiga yaitu:
1 = pendapatan rendah (kurang dari
Rp. 1.000.000)
2 = pendapatan menengah ( Rp.
1.000.000 – 3.000.000)
3 = pendapatan tinggi ( diatas Rp
3.000.000)
Data tingkat pendidikan
dan pendapatan responden tersebut diberikan di bawah ini.
Terdapat tiga
jalur (cara) dalam pembuatan grafik pada SPSS. Pada tulisan ini kita akan
membahas cara yang paling sederhana saja, sebagai berikut:
Klik Graphs > Legacy Dialogs.
Akan terdapat beberapa pilihan grafik yang tersedia yaitu: Bar (grafik batang),
3-D (grafik batang tiga dimensi), Line (grafik garis), Pie (grafik lingkaran),
High-Low, Boxplot, Error Bar, Population Pyramid, Scatter/Dot (sebaran/titik),
dan Histogram. Masing-masing grafik memiliki karakteristik-karakteristik
tertentu yang sesuai dalam penggambaran data. Grafik yang berbasis batang,
umumnya digunakan untuk menggambarkan perbandingan antar variabel/kategori.
Grafik yang berbasis garis, umumnya (lebih sesuai) untuk menggambarkan
perkembangan data. Grafik yang berbasis lingkaran, umumnya untuk menggambarkan
data yang bersifat proporsi. Grafik yang berbasis titik umumnya untuk
menggambarkan pencaran/sebaran data.
Dalam konteks data
latihan kita, pada tulisan ini kita akan membahas terlebih dahulu mengenai
grafik batang. Untuk itu klik Bar, akan muncul tampilan berikut:
Terdapat tiga
pilihan grafik batang, yaitu Simple, Clustered dan Stacked. Pilihan Simple
digunakan untuk menggambarkan grafik dari variabel tunggal. Pilihan Clustered
dan Stacked digunakan untuk menggambarkan grafik dari variabel tunggal tetapi
dikelompokkan berdasarkan kategori dari variabel lainnya. Pengelompokan pada
tipe grafik Clustered dilakukan secara horizontal, sedangkan pada tipe Stacked
secara vertikal. Kemudian terdapat pilihan tampilan data untuk grafik (Data in
Chart Are), yaitu diringkas berdasarkan kategori (Summaries for groups of
cases), diringkas berdasarkan pemisahan variabel (Summaries of separate
variables) atau menampilkan data individual. (Catatan: anda bisa mencoba-coba
pilihan tersebut untuk memahami maknanya).
Sebagai latihan awal,
kita akan membuat grafik untuk variabel jenis kelamin. Kita pilih jenis grafik
Simple (klik) dan tampilan data adalah Summaries for groups of cases. Kemudian
klik Define, akan muncul tampilan berikut:
Tentukan
terlebih dahulu ukuran yang akan ditampilkan oleh batang dari grafik kita (Bar
Represent). Ada beberapa pilihan yaitu ukuran frekuensi absolut (N of cases),
kumulatif frekuensi (Cum.N), persentase frekuensi (% of cases), kumulatif persentase
frekuensi (Cum.%), atau ukuran statistik lainnya (Other Statistics). Anda juga
bisa mencoba-coba berbagai pilihan ini untuk melihat perbedaan output
grafiknya.
Untuk
latihan ini, kita pilih % of cases. Selanjutnya masukkan variabel Pendidikan ke
dalam kotak Category Axis, dan kemudian klik OK. Akan muncul output grafik
sebagai berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar